Karya : Nufiansyah
Alif...ba...ta..sa...jim...,terdengar suara anak-anak Desa
Renokenongo yang sedang mengaji di musholla tempat mengajarnya Nazwa. Suara itu
sangat lantang dan jelas di ucapkan anak-anak yang rata-rata berusia 4 sampai
10 tahun.
Nazwa adalah
seorang guru ngaji perempuan yang
mengajarkan ilmu agama kepada anak muridnya yang normal maupun keterbatasan
fisik. Ia mempunyai seorang anak murid yang keterbatasan fisik yaitu Rafif. Di
keseharian rafif adalah seorang anak yang pintar, namun ia hanya mempunyai satu
kaki. Menjadi seorang anak yang mempunyai keterbatasan fisik, Rafif selalu
ingin hidup seperti layaknya anak-anak normal. Ia sering bermain bola, main
kelereng dan permainan lainnya yang sering di mainkan anak seusianya, meskipun
tidak selincah dan seaktif temannya. Rafif mempunyai hobi yang sangat mulia di
bandingkan teman-temannya. Apabila teman-temanya mempunyai hobi bersepeda dan bermain, beda
dengan Rafif yang sangat suka membaca Al-Qur’an. Rafif memang di lahirkan dari
keluarga yang bisa disebut kurang mampu. Ayahnya adalah seorang pedagang
asongan kecil dan ibunya seorang kuli nyuci dikampungnya. Namun dengan kondisi
keluarga Rafif ini, ia selalu bersyukur setiap hari.